Selasa, 27 Juli 2010

Belajar Dari Kesabaran Seorang Tukang Parkir

Pagi tadi seperti biasanya saya berangkat dari rumah pukul 06.30 WIB, saya mengantarkan adik terlebih dahulu ke sekolahnya. lalu saya berangkat menuju tempat kerja, seperti biasa saya melewati jalan antapani, lalu belok ke arah kiara condong, sampai di perempatan SAMSAT Bandung Timur saya belok kiri, ke Jln soekarno hatta. Saya lihat jam tangan, waktu sudah menunjukan pukul 07.05 WIB, karena saya tidak mau terjebak macet di depan PT.CERES, di perempatan sebelum kampus LPKIA saya belok kiri, masuk ke komplek batu nunggal, jalan pintas yang sering saya lalui jika di Jln Soekarno Hatta macet parah, keluar dari komplek tersebut saya masuk ke daerah mengger, lalu menyeberangi sawah dengan lebar jalan yang hanya cukup dilalui kendaraan roda dua, ketika saya masuk Jln radio (Dekat STT TELKOM), waktu sudah menunjukan pukul 07.15, sampai saya tiba di peempatan Jln Radio-Cisirung, saya melihat kendaraan sudah menumpuk. Polisi disana kewalahan mengatur lalu lintas, dan seperti biasanya ada seorang tukang parkir dengan tangan penuh tato membantu mengatur lalu lintas setiap paginya. kendaraan dari arah timur yang akan menuju ke barat (termasuk saya) diberhentikan oleh tukang parkir tersebut, karena beliau terlebih dahulu mempersilahkan kendaraan dari arah selatan yang akan menuju ke utara. Kerena saya terburu-buru, padahal jam kerja saya baru dimulai pukul 08.00, saya nekad saja menyebrang perempatan tersebut, kendaraan elf,. angkot & sepeda motor dari arah selatan pun kaget lalu mengerem mendadak, tukang parkir tersebut marah lalu memaki saya dengan ucapan "Sabar atuh kehed da sia teh unggal poe ngalewat kadieu". Saya kaget lalu bergegas pergi, kata-kata tukang parkir tersebut terus terngiang-ngiang di telinga saya, saya berfikir.......tiap hari  ribuan kendaraan  melewati perempatan tersebut, tapi tukang parkir tersebut bisa hafal saya, mungkin karena tempat kerja saya hanya berjarak 200 meter dari perempatan tersebut, tapi  satu kesalahan  hari ini membuat dia marah.  Kata-kata tukang parkir tersebut terus saya ingat, dan yang membuat saya malu adalah ketergesa-gesaan saya, padahal beliau sabar walau setiap harinya mengahadapi tumpukan kendaraan, polusi, dan hal-hal lain yang mungkin saja terjadi di luar keinginannya. Pelajaran yang bisa saya ambil hari ini adalah sabar. Ya....bersabarlah untuk hal sekecil apapun, untuk menerima hal-hal yang tidak kita sukai, atau mungkin untuk hal-hal yang kita inginkan.   Terkadang ketergesa-gesaan membuat kita beresiko bahaya, jadi? bersabarlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar