Kamis, 29 Juli 2010

Belajar Dari Kesabaran Seorang Wanita Shalihah, Penderita Kanker Di Paha.

Ini adalah kisah seorang wanita shalihah yang sangat takwa kepada Allah. Ia amat gemar berbuat kebajikan, tidak putus-putus mengingat Allah, tidak sudi keluar dari mulutnya kata-kata yang tak pantas. Bila disebut api neraka, ia lantas ketakutan luar biasa dan sangat cemas hatinya, ia angkat tangannya seraya memohon dengan penuh ketundukan agar terhindar darinya. Dan bila disebut surga, ia demikian bernafsu karena sangat menginginkannya, ia ulurkan kedua tangannya seraya berdoa dan bermunajat kepada Allah agar menjadikan dirinya termasuk penghuninya. Ia mencintai manusia dan mereka pun mencintainya. Ia begitu senang berada di tengah mereka, demikian pula dengan mereka terhadapnya.


Suatu ketika, tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa di pahanya, lalu ia cepat-cepat mengambil minyak, mengolesi dan mengurutnya. Ia juga mengompresnya dengan air hangat namun rasa sakit itu malah semakin bertambah.

Setelah pergi ke sana kemari untuk berobat di banyak rumah sakit dan berdasarkan petunjuk beberapa orang dokter, ia bersama suaminya akhirnya pergi ke London. Di sana, di sebuah rumah sakit megah, setelah dilakukan diagonosa secara detil, tim dokter menyimpulkan bahwa di dalam darah wanita shalihah ini terdapat pembusukan. Mereka lalu mencari sumbernya dan ternyata sumber rasa sakit itu ada di bagian paha. Para dokter pun memutuskan, wanita ini positif menderita kanker di pahanya. Itulah yang menjadi sumber rasa sakit dan pembusukan. Akhirnya, tim dokter itu memutuskan perlunya segera memotong (mengamputasi) salah satu kaki wanita ini dari bagian atas paha agar virusnya tidak menyebar.

Di dalam sebuah kamar operasi, wanita ini pasrah dan menyerahkan semua urusan kepada qadla dan takdir Allah semata sementara lisannya tiada putus-putusnya berdzikir kepada-Nya, dengan penuh ketulusan meminta perlindunganNya dan berserah diri.

Akhirnya, tim dokter berkumpul dan siap melakukan operasi amputasi yang tergolong berat. Pisau sudah ditancapkan di alat pemotongnya dan si wanita itu pun didekatkan. Daerah yang akan diamputasi pun sudah diukur sedemikian teliti. Dan di tengah rasa takut yang menghantui dan kengerian yang mencekam, aliran listrik pun dihidupkan. Lalu… baru saja alat pemotong bergerak, tiba-tiba terdengar suara patahnya pisau. Semua tercengang melihat kejadian yang baru pertama kali ini. Operasi pun terpaksa diulang lagi dengan meletakkan pisau baru namun kejadian serupa kembali terjadi, hingga terulang tiga kali. Kejadian yang aneh dalam sejarah ‘amputasi’ ini meninggalkan tanda tanya dan kebingungan dari wajah-wajah para dokter tersebut yang saling pandang satu sama lain. Kepala tim dokter pun mengajak rekan-rekannya berbincang sebentar di sisi pasien untuk berurun rembug. Kemudian mereka memutuskan untuk melakukan operasi bedah terhadap paha yang semula akan diamputasi. Tetapi belum lagi menyentuh sasaran, mereka kembali dibuat tercengang. Dengan mata kepada sendiri, mereka melihat tiba-tiba mendapati sebuah kapas yang membusuk dalam bentuk yang tidak indah dan kurang sedap baunya. Setelah melakukan pekerjaan ringan, tim dokter pun membersihkan daerah pembusukan itu dan mem-vakum-nya. Tak berapa lama, wanita itu berteriak keras. Dan, setelah itu rasa sakit yang ia alami hilang sama sekali dan tidak ia rasakan lagi keluhan apa-apa.

Setelah tersadar, wanita ahli ibadah itu menengok ke arah kakinya yang ternyata tidak diapa-apakan dan mendapati suaminya tengah berbincang dengan tim dokter yang masih saja tampak ketercengangan menghiasi wajah-wajah mereka. Mereka terus bertanya kepada sang suami apakah isterinya sebelum ini pernah melakukan operasi bedah pada pahanya.? Para dokter itu akhirnya tahu bahwa kedua pasangan suami isteri ini pernah mengalami kecelakaan jalan raya beberapa waktu lalu yang menyebabkan sang isteri mengalami luka parah di daerah di mana terjadi pembusukan itu. Maka, secara spontan, para dokter itu berkata serentak, “Sungguh ini merupakan inayah ilahi semata.”

Mengetahui kondisinya yang sudah pulih dan kabut bahaya tidak lagi mengancam dirinya, betapa gembiranya wanita yang shalihah itu. Ia semula membayangkan bakal berjalan dengan hanya sebuah kaki tetapi rupanya hal itu tidak terjadi. Ia pun tidak henti-hentinya mengucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah di mana ia merasakan betapa dekatnya Dia dengan dirinya dan betapa besar belas kasih dan rahmat-Nya.

(SUMBER: asy-Syifa’ Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy, hal.27-29)

Selasa, 27 Juli 2010

Belajar Dari Kesabaran Seorang Tukang Parkir

Pagi tadi seperti biasanya saya berangkat dari rumah pukul 06.30 WIB, saya mengantarkan adik terlebih dahulu ke sekolahnya. lalu saya berangkat menuju tempat kerja, seperti biasa saya melewati jalan antapani, lalu belok ke arah kiara condong, sampai di perempatan SAMSAT Bandung Timur saya belok kiri, ke Jln soekarno hatta. Saya lihat jam tangan, waktu sudah menunjukan pukul 07.05 WIB, karena saya tidak mau terjebak macet di depan PT.CERES, di perempatan sebelum kampus LPKIA saya belok kiri, masuk ke komplek batu nunggal, jalan pintas yang sering saya lalui jika di Jln Soekarno Hatta macet parah, keluar dari komplek tersebut saya masuk ke daerah mengger, lalu menyeberangi sawah dengan lebar jalan yang hanya cukup dilalui kendaraan roda dua, ketika saya masuk Jln radio (Dekat STT TELKOM), waktu sudah menunjukan pukul 07.15, sampai saya tiba di peempatan Jln Radio-Cisirung, saya melihat kendaraan sudah menumpuk. Polisi disana kewalahan mengatur lalu lintas, dan seperti biasanya ada seorang tukang parkir dengan tangan penuh tato membantu mengatur lalu lintas setiap paginya. kendaraan dari arah timur yang akan menuju ke barat (termasuk saya) diberhentikan oleh tukang parkir tersebut, karena beliau terlebih dahulu mempersilahkan kendaraan dari arah selatan yang akan menuju ke utara. Kerena saya terburu-buru, padahal jam kerja saya baru dimulai pukul 08.00, saya nekad saja menyebrang perempatan tersebut, kendaraan elf,. angkot & sepeda motor dari arah selatan pun kaget lalu mengerem mendadak, tukang parkir tersebut marah lalu memaki saya dengan ucapan "Sabar atuh kehed da sia teh unggal poe ngalewat kadieu". Saya kaget lalu bergegas pergi, kata-kata tukang parkir tersebut terus terngiang-ngiang di telinga saya, saya berfikir.......tiap hari  ribuan kendaraan  melewati perempatan tersebut, tapi tukang parkir tersebut bisa hafal saya, mungkin karena tempat kerja saya hanya berjarak 200 meter dari perempatan tersebut, tapi  satu kesalahan  hari ini membuat dia marah.  Kata-kata tukang parkir tersebut terus saya ingat, dan yang membuat saya malu adalah ketergesa-gesaan saya, padahal beliau sabar walau setiap harinya mengahadapi tumpukan kendaraan, polusi, dan hal-hal lain yang mungkin saja terjadi di luar keinginannya. Pelajaran yang bisa saya ambil hari ini adalah sabar. Ya....bersabarlah untuk hal sekecil apapun, untuk menerima hal-hal yang tidak kita sukai, atau mungkin untuk hal-hal yang kita inginkan.   Terkadang ketergesa-gesaan membuat kita beresiko bahaya, jadi? bersabarlah.

Minggu, 25 Juli 2010

Belajar dari sebuah lagu

Chord & Lirik Lagu Bondan Prakoso & Fade 2 Black – Ya Sudahlah

A E
ketika mimpimu yang begitu indah
Bm F#m
tak pernah terwujud ya sudahlah
A E
saat kau berlari mengejar anganmu
Bm F#m E
dan tak pernah sampai ya sudahlah

Reff :
A E

apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E
cause everythings gonna be ok

Santoz:
A
satu dari sekian kemungkinan
E
kau jatuh tanpa ada harapan
Bm
saat itu raga kupersembahkan
F#m
bersama jiwa cita-cita dan harapan

Lezz:
A
kita sambung satu persatu sebab akibat
E
tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
Bm
menuntun ke arah mata angin bahagia
F#m
kau dan aku tahu jalan selalu ada

Titz:
A
juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
E
bagai deras ombak yang menabrak karang
Bm
namun ku tahu ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
F#m E
hadapi bersamaku hingga akhir datang

Bondan :
A E
saat kau berharap keramahan cinta
Bm F#m
tak pernah kau dapat ya sudahlah yeah
A E
dengar ku bernyanyi lalalalala heyeyeyeyeyayaya
Bm F#m E
dedum dedudedadedudidam semua ini belum beakhir

Reff :
A E

apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E
cause everythings gonna be ok

Chorus:

F2B:
D
satu kan langkah langkah yang beriring
E
genggam hati rangkul emosi

Bondan:
F#m C#m
genggamlah hatiku satukan langkah kita

F2B:
D
sama rasa tanpa pamrih
E
ini cinta across the sea

Bondan:
F#m C#m
peluklah diriku terbang bersamaku
D E
melayang jauhh.. woo..woo.. yeeahhh.. (come fly with me, baby)

F2B:
A
ini aku dari ujung rambut menyusur jemari
E
sosok ini yg menerima kelemahan hati
Bm
yea..aku cinta kau.. ini cinta kita
F#m
cukup satu waktu yes untuk satu cinta

A
satu cinta ini akan tuntun jalanku
E
rapatkan jiwamu yo tenang disisiku
Bm
rebahkan rasamu untuk yg ditunggu
F#m E
bahagia hingga ujung waktu

Reff :
A E

apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E
cause everythings gonna be ok

A E
apapun yang terjadi
Bm F#m
Ku kan slalu ada untukmu
A E
janganlah kau bersedih
Bm F#m E A
cause everythings gonna be ok..